Keuntungan E-commerce 2024 Ke Mana? Analisis Mendalam Tentang Kesulitan Penjual di Indonesia

Baru-baru ini saya berbincang dengan beberapa teman penjual e-commerce, dan membahas tentang kenaikan VAT (Pajak Pertambahan Nilai) di Indonesia dari 11% menjadi 12% tahun depan. Teman-teman langsung menghela napas, dengan ekspresi yang seakan-akan “langit runtuh”.
 
“Tidak bisa menghasilkan uang lagi, benar-benar tidak bisa!” Kalimat ini sudah menjadi latar belakang sehari-hari di kalangan e-commerce baru-baru ini.
I. Biaya Penjual E-commerce “Perhitungan”
 
Dalam bisnis e-commerce, secara positif bisa dibilang “keuntungan ada di tangan sendiri”, tetapi secara negatif, keuntungan sudah dibagi habis oleh berbagai “raksasa”. Mari kita lihat bagaimana keuntungan dari satu produk bisa dimakan habis:
 
1. Bagian negara: VAT + Biaya Kepatuhan
 
Kenaikan VAT menjadi 12% adalah “serangan pertama” yang menguras keuntungan e-commerce. Belum selesai, biaya sertifikasi, kepatuhan pajak, dan lain-lain setiap tahun juga memakan 2%-3%. Dengan demikian, jika menjual 100 ribu, setidaknya 15 ribu masuk ke kantong negara.
 
2. Bagian platform: Komisi + Biaya Iklan
 
Platform mengatakan: “Lalu lintas adalah milikku, mau menghasilkan uang, bayar dulu.” Jadi sebagian besar platform e-commerce mengambil komisi sekitar 10%-20%,
 
Sekitar 10% untuk komisi, 4% untuk pengiriman gratis, dan biaya iklan memakan 10% lagi. (Ini sudah saya sebutkan dengan konservatif) Jika Anda tidak beriklan, lalu lintas akan seperti matahari di hari berkabut, sama sekali tidak terlihat!
Sumber: shopee
3. Bagian penyedia layanan: Alat + Logistik + Bahan Habis Pakai
 
Indonesia adalah negara kepulauan, biaya logistik sangat tinggi, ditambah lagi dengan biaya bahan kemasan. Dalam kata-kata teman-teman, “Biaya pengiriman lebih mahal daripada nilai barang!” Oleh karena itu, sering dikatakan, penjual yang mengalir, penyedia layanan yang kokoh, tidak tanpa alasan! Kemudian ada biaya berbagai alat bantu, biaya kerugian valuta asing, dan lain-lain;
 
4. Bagian pemilik: Gudang + Listrik dan Air
 
Kantor dan gudang penjual e-commerce harus disewa, dan harus membayar biaya listrik dan air, bagian biaya ini menyita 5% lagi. (Mengambil data secara acak) Begitu, pemilik melihat truk logistik datang dan pergi setiap hari, berpikir semua orang menghasilkan banyak uang, setiap tahun berusaha untuk memberi isyarat untuk menaikkan sewa. Sebenarnya, bagi pemilik, itu hanya kemewahan semu, hanya mereka yang tahu seberapa dingin dan panasnya. Hanya bisa bertahan dengan gigi terkatup.
 
5. Bagian karyawan: Gaji + Tunjangan
 
Teman-teman di e-commerce merasa pahit: “Apakah mudah menjadi bos? Ketika begadang dan bekerja keras, saya tidak melihat ada yang peduli. Di akhir bulan harus membayar gaji, bahkan ketika karyawan mendapat bonus akhir tahun, saya hanya bisa memberi diri sendiri kalimat ‘bertahan sedikit lagi’.” Kemudian, liburan di Indonesia banyak, harus memberi cuti, harus membayar untuk cuti, dan saat bulan Ramadan ada THR (gaji ke-13).
II. Hitung secara kasar, keuntungan kotor tidak bisa menyelamatkan
 
Mari kita hitung dengan nyata:
 
Keuntungan kotor produk: 50% (sudah dianggap sangat tinggi)
 
Pajak dan biaya: 15% (VAT + sertifikasi, dll.)
 
Biaya platform: 30% (komisi + iklan)
 
Biaya gudang, kemasan, logistik, purna jual: 10%
 
Sewa dan tenaga kerja: 12%
 
50% – 15% – 30% – 10% – 12% = -17%!
 
Ya, hasilnya adalah angka negatif. Bahkan ada teman yang bercanda: “Tahun depan mungkin tidak menutup toko, hanya ingin merasakan pengalaman bangkrut.”
 
Semua orang bertahan, ketika produk terjual cukup banyak, dapat menutupi beberapa biaya tetap, akhirnya mendapatkan keuntungan.
III. Kenaikan Biaya, E-commerce Benar-Benar Sulit Dilakukan
 
1. Kenaikan VAT: “Serangan Mematikan” bagi E-commerce
 
Tahun depan, VAT di Indonesia naik dari 11% menjadi 12%. Meskipun terlihat hanya naik 1%, dampaknya terhadap e-commerce sangat langsung. Kenaikan 1% ini langsung menghabiskan keuntungan kotor, ditambah dengan biaya kepatuhan, menjalankan bisnis secara legal terasa seperti bermain di “mode sulit”.
 
2. Persaingan Trafik: Iklan Seperti Vampir
 
Ingin menghasilkan uang, harus mengeluarkan uang terlebih dahulu. Seorang penjual e-commerce yang tidak beriklan, seperti mengemudikan mobil di jalan raya tanpa lampu di malam hari—Anda mungkin berusaha menekan pedal gas, tetapi pembeli sama sekali tidak melihat Anda. Saat ini, biaya lalu lintas seperti lubang tanpa dasar, berapa pun yang diinvestasikan, selalu terasa kurang.
Sumber: similarweb
3. Platform Memotong Biaya: Keuntungan Tergerus oleh “Potongan”
 
Seiring dengan terus dioptimalkannya platform e-commerce dan perluasan layanan, proporsi potongan biaya juga semakin meningkat. Dari komisi yang awalnya rendah hingga berbagai biaya tambahan saat ini, para penjual mengeluh “tidak bisa hidup”.
Kenaikan potongan terlihat seperti penyesuaian kecil, tetapi ketika keuntungan kotor dimakan lapis demi lapis, yang tersisa hanyalah kekacauan. Ruang keuntungan semakin tertekan, semakin banyak penjual merasa: setiap sen yang dihasilkan, seperti menari di atas tepi pisau. Dengar-dengar, Shopee akan menaikkan komisi lagi pada tahun 2025.
IV. Apa yang Harus Dilakukan? Masih Bisa Bertahan?
 
Meskipun situasinya sulit, para pejuang e-commerce harus mencari cara untuk bertahan hidup. Berikut adalah beberapa cara untuk sedikit bernapas:
 
(1) Gali Kategori, Cari Produk dengan Keuntungan Tinggi
 
Produk dengan harga rendah sangat kompetitif, keuntungannya tipis seperti kertas. Cobalah beralih ke kategori dengan nilai tambah tinggi, seperti aksesori elektronik, barang rumah tangga, dan lain-lain, untuk meningkatkan ruang keuntungan per produk.
 
(2) Optimalkan Rantai Pasokan, Hapus Tahapan yang Tidak Perlu
 
Kurangi perantara, langsung berhubungan dengan pabrik.
 
(3) Penempatan Iklan yang Tepat, Kurangi Pengeluaran Iklan yang Tidak Berguna
 
Iklan harus tepat sasaran, ditujukan kepada konsumen yang benar-benar tertarik.
 
Dorong pelanggan lama untuk melakukan pembelian ulang, kurangi biaya akuisisi pelanggan.
 
(4) Tingkatkan Nilai Pembelian, Gunakan Penjualan Paket untuk Mendorong Keuntungan
 
Strategi “1+1>2”, seperti paket headphone + power bank, atau kombinasi set peralatan makan. Ini tidak hanya meningkatkan nilai pembelian, tetapi juga dapat menghasilkan keuntungan tambahan.
V. Penutup: Meskipun Sulit, Jangan Menyerah
 
Ada yang berkata, e-commerce adalah industri yang menghasilkan uang dengan cepat, tetapi hanya penjual yang tahu: saat ini, e-commerce menghasilkan “air mata”.
 
Kenaikan VAT, biaya lalu lintas yang tinggi, dan biaya logistik yang mahal, semuanya saling terkait, memeras keuntungan penjual hingga hanya tersisa “celah untuk bernapas”.
 
Namun, para penjual e-commerce yang bisa bertahan hingga hari ini, berkat semangat juang. “Tidak mau menyerah” adalah jiwa para pelaku e-commerce. Meskipun tahun depan sulit, kita harus tetap bertahan!
 
Semoga semua sukses besar di tahun 2025!
Jika anda memiliki pertanyaan, silakan Hubungi admin Kalodata Indonesia melalui Telegram.
 
– Link Telegram Kalodata: Official Kalodata Channel
– Link Daftar Kalodata: www.kalodata.com
 
END
Channel Telegram Kalodata

Dengan memanfaatkan layanan Kalodata, Anda dapat mengembangkan akun TikTok Anda dengan efektif dan meningkatkan hasil kampanye pemasaran Anda selama bulan suci Ramadan. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk meraih kesuksesan bersama Kalodata. Kunjungi langsung situs www.kalodata.com untuk mendapatkan wawasan terbaru mengenai data TikTok Shop!

Jangan lupa untuk mengikuti Channel Telegram Kalodata untuk mendapatkan informasi dan tips terbaru dalam meningkatkan kinerja di TikTok Shop, serta mendapatkan demo langsung dari Kalodata.

Tentang Kalodata

Kalodata merupakan platform analisis data TikTok pilihan global:

Layanan serbaguna: Kalodata menyediakan layanan data seperti identifikasi produk populer di TikTok, koneksi dengan kreator, perekaman livestream, pelacakan toko pesaing, analisis iklan video, ekspor skrip video pendek, dan pengeditan skrip video menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence).

Data multi-dimensi: Kalodata mendukung analisis data multi-dimensi berdasarkan kategori, toko, produk, kreator, livestream, dan video pendek. Kalodata berkomitmen untuk menyediakan data e-commerce TikTok yang lebih cepat, lengkap, dan akurat bagi pengguna global, serta mendukung pertumbuhan bisnis para praktisi TikTok.

Pengalaman industri yang beragam: Kalodata didirikan di Shenzhen, Tiongkok, dengan kantor cabang di Hangzhou, Vietnam, dan Indonesia. Tim pendiri perusahaan terdiri dari para ahli industri senior yang memiliki pengalaman dari perusahaan-perusahaan ternama seperti ByteDance dan Alibaba. Mereka memiliki keahlian dan pengalaman yang kaya dalam bidang e-commerce untuk menyajikan data TikTok yang paling akurat serta produk dan fitur yang paling bermanfaat bagi pengguna. Hingga kini, Kalodata telah melayani lebih dari 300.000 penjual, influencer, dan lembaga di seluruh dunia.