TikTok Shop Berhenti Beroperasi di Indonesia, Mungkinkah Masih Ada Harapan?

TikTok Shop Berhenti Beroperasi di Indonesia, Mungkinkah Masih Ada Harapan?

Pada tanggal 4 Oktober pukul 5 sore waktu Indonesia, TikTok Shop Indonesia resmi ditutup.

Keputusan tiba-tiba untuk menutup TikTok Shop di Indonesia telah mengejutkan banyak pihak yang sebelumnya yakin dengan masa depan bisnis ini. Dalam beberapa hari terakhir, perdebatan seputar e-commerce di Indonesia semakin meningkat.

Hal yang mengejutkan adalah bahwa pada tanggal 9 Oktober, gambar yang meminta penutupan Shopee dan Lazada di Tanah Abang mulai menyebar di kalangan pelaku bisnis lintas batas.

Untuk mendapatkan klarifikasi, kami mencari informasi dari sumber yang memiliki hubungan dekat dengan Menteri Perdagangan Indonesia. Mereka menyatakan, “Dari perspektif saya, kemungkinan penutupan Shopee dan Lazada di Indonesia sangat kecil. Kedua platform e-commerce tersebut telah memberikan banyak peluang bagi penjual kecil di Indonesia dan sangat berkomitmen dalam menjaga hubungan publik.

Sumber tersebut juga memberikan gambaran umum mengenai proses penutupan TikTok Shop di Indonesia, yang mengungkapkan bahwa situasi ini berakhir jauh lebih tak terduga dari yang diperkirakan. Mereka melanjutkan, “Pada tanggal 25 September, Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan, mengumumkan bahwa dia akan menandatangani Peraturan Menteri Perdagangan yang telah direvisi pada tahun 2023. Peraturan tersebut melarang platform media sosial digunakan sebagai sarana penjualan produk dan menetapkan harga minimum 100 dolar AS untuk produk impor yang dijual melalui platform e-commerce di Indonesia.”

Kemudian, pada tanggal 27 September, Menteri Perdagangan Indonesia mengadakan konferensi pers resmi untuk mengumumkan peraturan tersebut dan memberikan masa transisi selama satu minggu untuk mematuhi peraturan tersebut.

Sumber kami yang berkompeten mengungkapkan bahwa ada waktu dua hari yang sangat penting antara pengumuman akan penandatanganan peraturan dan penandatanganan yang sebenarnya. TikTok Shop tampaknya telah melakukan upaya maksimal dalam proses ini, namun hasil akhirnya menunjukkan perkembangan yang kurang mulus.

“Pada tanggal 26, CEO TikTok, Zhou Shouzi, bersama dengan tim teknis lokal, mengajukan permohonan untuk bertemu dengan Menteri Perdagangan Indonesia.

Selama pertemuan tersebut, pihak Indonesia mengajukan beberapa saran, termasuk menciptakan platform e-commerce yang sepenuhnya baru untuk TikTok Shop atau memisahkan bisnis e-commerce dari konten media sosial di platform TikTok. Sebagian besar pengguna di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak ingin melihat konten e-commerce saat sedang menelusuri konten media sosial.

TikTok merespons dengan mengatakan, ‘Kami mendengar saran tersebut dan akan kembali dengan proposal setelah diskusi dengan rekan-rekan kami.'”

Meskipun begitu, sumber kami juga menyebutkan bahwa hingga saat ini, TikTok Shop belum memberikan jawaban resmi. Mereka juga menyadari bahwa TikTok saat ini sedang berusaha untuk menghubungi pihak berwenang di tingkat yang lebih tinggi.

Selain itu, sumber kami mengungkapkan bahwa selain masalah pemisahan antara konten sosial dan e-commerce, TikTok juga memiliki konflik tersembunyi lainnya dengan pihak berwenang di Indonesia.

TikTok selalu beroperasi di Indonesia sebagai perusahaan Singapura, tidak pernah membentuk perusahaan lokal. Lisensi e-commerce juga dimiliki oleh perusahaan Singapura, yang memiliki tarif pajak yang jauh lebih rendah di Indonesia. Sampai penutupan, diperkirakan volume barang yang diperdagangkan (GMV) TikTok Shop di Indonesia pada tahun 2023 mungkin akan mencapai 20 miliar dolar AS. Karena jumlahnya sangat besar, perbedaan dalam perpajakan antara perusahaan akan menjadi signifikan.”

Selain itu, pemerintah Indonesia memiliki pemahaman tertentu tentang latar belakang China TikTok, yang memberikan dampak pada tanggapan atas kunjungan Zhou Shouzi.

Ditambah lagi, sebagian besar karyawan TikTok di Indonesia yang bukan berasal dari Indonesia bekerja dengan visa turis, yang sebenarnya melanggar hukum Indonesia.

TikTok Shop, yang dikenal dengan harga yang sangat rendah, memang memberikan tekanan pada penjual lokal Indonesia, tetapi penutupan toko tampaknya belum mencapai tingkat perdebatan yang luas. Hal ini mencerminkan bahwa para penjual sepertinya belum merasa puas dengan hasil dari TikTok Shop.

Namun demikian, sumber kami mengindikasikan bahwa penutupan TikTok Shop mungkin belum mencapai akhir yang pasti. Dalam menghadapi tantangan ini, kunci utamanya adalah apakah bisa ditemukan solusi yang memenuhi persyaratan pemerintah Indonesia, kebutuhan masyarakat Indonesia, dan kepentingan TikTok Shop serta pihak-pihak terkait dalam diskusi yang efektif.

“Dari perspektif saya, Indonesia tidak bermaksud untuk melukai TikTok. Mereka mencari solusi yang saling menguntungkan, sehingga situasinya masih memiliki peluang untuk dikendalikan.”

Semoga informasi ini membantu Anda untuk memahami situasi yang sedang berkembang.

END


Baca

Pejabat Indonesia: TikTok Boleh Menjual Barang, Namun Harus Memiliki Sertifikasi, Terima Kasih Shopee

TikTok Shop Resmi Ditutup: Peluang, menunggu, dan harapan

Kabar Pembukaan TikTok Shop pada 10 November 2023: Fakta atau Hoaks?


Favorit Blog Kalodata, kami akan post pandangan lain tentang TikTok Shop…

Produk pertama www.kalodata.com telah menjadi platform layanan SaaS analisis data dengan jumlah pengguna terbesar dan market share tertinggi di ekosistem TikTok.

Klik di sini, atau pindai kode QR di bawah, untuk konsultasi gratis tentang TikTok dan Kalodata. 🚀🛍️

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *