Kebijakan Terkait TikTok di Indonesia: Apa yang Akan Terjadi? 🇮🇩

Pemerintah Indonesia telah membuat keputusan yang potensial mengubah lanskap bisnis TikTok. Pada tanggal 26 September, setelah pertemuan kabinet di Istana Negara Jakarta, Presiden Indonesia Joko Widodo secara resmi mengumumkan rencana untuk melarang transaksi barang langsung di platform media sosial. Larangan ini akan dimasukkan ke dalam revisi peraturan e-commerce yang ada.

Pada 25 September, TechinAsia melaporkan bahwa Kementerian Perdagangan Indonesia berencana untuk merilis revisi resmi peraturan e-commerce secepatnya. Menteri Perdagangan mengatakan bahwa aturan yang diperbarui saat ini sedang dalam tahap finalisasi sebelum diajukan ke Kementerian Hukum dan HAM.

Photo by Xavi Cabrera on Unsplash

Hal ini mengisyaratkan bahwa TikTok mungkin akan menghadapi pembagian bisnis antara e-commerce dan bisnis media sosial. Jika pembagian ini terjadi, TikTok harus mendapatkan lisensi operasi untuk kedua jenis bisnis tersebut, dan platform hanya dapat digunakan untuk mempromosikan barang, tidak lagi untuk menjual secara langsung. Di Indonesia, seiring dengan pertumbuhan pangsa pasar TikTok Shop, pihak-pihak tertentu mulai mengangkat suara untuk memisahkan bisnis TikTok Shop.

Namun, hingga regulasi resmi dirilis, belum dapat dipastikan apakah TikTok akan benar-benar dibagi atau tidak.

Indonesia adalah pasar pertama TikTok Shop dan juga pasar terbesarnya di wilayah Asia Tenggara. Menurut data MomentumWorks, perusahaan modal ventura Singapura, hingga akhir 2022, TikTok Shop menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia adalah salah satu pasar e-commerce paling penting bagi TikTok. Baru-baru ini, TikTok bahkan mengumumkan investasi miliaran dolar di Indonesia.

Namun, hingga saat ini, TikTok menentang langkah ini. Mereka berpendapat bahwa pembagian antara media sosial dan e-commerce akan menghambat inovasi pasar dan merugikan kepentingan jutaan pelaku usaha kecil dan konsumen Indonesia. Saat ini, lebih dari 6 juta penjual di Indonesia menggunakan TikTok Shop, dan hampir 7 juta pencipta konten telah bergabung dalam program mitra platform.

Yang lebih penting lagi, dampak pada bisnis TikTok e-commerce akan signifikan jika kedua bisnisnya benar-benar dibagi. Saat ini, TikTok belum memiliki izin pembayaran di Indonesia, dan sangat bergantung pada penyedia layanan pembayaran pihak ketiga di negara ini. Pembagian bisnis akan mengurangi kemungkinan perubahan pengguna TikTok Indonesia menjadi konsumen e-commerce, dan mengurangi daya saing TikTok.

Faktanya, berita tentang pelarangan sosial media e-commerce di Indonesia telah memicu kenaikan harga saham Shopee sebesar 12% dan kenaikan harga saham platform e-commerce lokal Indonesia, Tokopedia, sebesar 5,8%.

Regulasi baru yang akan diumumkan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia juga akan mencakup larangan menjual barang impor senilai kurang dari 100 dolar AS serta meningkatkan persyaratan lisensi bisnis, periklanan, dan sebagainya melalui platform e-commerce.

Namun, terlepas dari apakah larangan tersebut diimplementasikan atau tidak, basis pengguna TikTok yang besar di Indonesia memberikan keuntungan besar bagi perkembangan bisnis e-commerce mereka. Bahkan jika TikTok Shop terbagi, TikTok masih berpotensi untuk mengalami pertumbuhan penjualan e-commerce. 📈🛒📢

Produk pertama www.kalodata.com telah menjadi platform layanan SaaS analisis data dengan jumlah pengguna terbesar dan market share tertinggi di ekosistem TikTok.

🚀Daftar Kategori TikTok Shop Indonesia Minggu Ini Telah Diterbitkan! 🚀

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *